Ketika Labkreatif dipercaya untuk mengelola kehadiran media sosial untuk Greenbus, sebuah program CSR ambisius dari Pertamina, kami tahu ini bukan sekadar tugas membuat konten. Ini adalah tantangan dalam orkestrasi, strategi, dan adaptasi. Program ini melibatkan banyak pihak—tim produksi video, perwakilan dari Pertamina, dan tim kami—masing-masing dengan jadwal dan prioritasnya sendiri.
Ini adalah kisah bagaimana tim kami menavigasi kompleksitas tersebut untuk memberikan hasil yang melampaui ekspektasi.
Tantangan 1: Koordinasi Multi-Stakeholder
Setiap ide konten, caption, hingga jadwal posting memerlukan persetujuan dari berbagai pihak. Kesalahan komunikasi atau keterlambatan dalam satu rantai dapat menunda seluruh proses.
- Solusi Kami: Sejak awal, kami menginisiasi pembentukan alur komunikasi yang jelas dengan titik kontak (PIC) yang ditunjuk dari setiap tim. Rapat sinkronisasi mingguan menjadi agenda wajib untuk membahas rencana ke depan dan mengatasi potensi masalah sebelum menjadi besar.
Tantangan 2: Jadwal Produksi vs. Kebutuhan Konten
Media sosial membutuhkan “makanan” setiap hari. Namun, aset utama berupa episode video di YouTube memiliki siklus produksi yang panjang. Ada risiko kekosongan konten yang bisa membuat audiens kehilangan minat.
- Solusi Kami: Kami menerapkan strategi “Konten Pilar Modular”. Kami tidak hanya bergantung pada video utama. Tim kami proaktif meminta b-roll (cuplikan mentah) dari tim produksi untuk diolah menjadi Reels/Shorts yang menarik. Selain itu, kami membangun pilar konten kedua: edukasi berbasis grafis. Kami membuat infografis, kuis, dan konten foto yang relevan dengan tema Greenbus. Ini memungkinkan kami menjaga frekuensi posting yang tinggi dan konsisten.
Tantangan 3: Dependensi pada Jadwal Eksternal
Tantangan terbesar adalah ketika jadwal rilis video utama di YouTube mundur dari rencana awal. Kampanye media sosial kami yang seharusnya mendukung peluncuran tersebut menjadi terkatung-katung.
- Solusi Kami: Berkat “Bank Konten” yang telah kami bangun dari strategi modular, kami memiliki amunisi yang cukup. Saat terjadi kemunduran, kami tidak panik. Kami mengisi jadwal dengan konten edukasi grafis dan teaser dari b-roll yang sudah kami miliki. Ini tidak hanya menjaga engagement tetap hidup, tetapi juga secara efektif membangun antisipasi yang lebih besar untuk video utamanya saat akhirnya dirilis.
Hasil: Strategi yang Lincah Membuahkan Hasil Manis untuk Media Sosial Greenbus
Pendekatan yang adaptif ini terbukti menjadi kunci. Fleksibilitas kami dalam berstrategi memungkinkan kampanye untuk terus berjalan optimal, yang pada akhirnya tercermin dalam angka:
- Jangkauan Instagram: dari 900.667 menjadi 6.967.979 juta (melampaui target 773%).
- Jangkauan TikTok: dari 772.000 menjadi 1.6 25.243 juta (melampaui target 210%).
- Views Youtube: dari 360.500 menjadi 559.397 (melampau target 155%).
Kesimpulan Studi Kasus Media Sosial Greenbus untuk Klien dan Agensi
Keberhasilan proyek Greenbus mengajarkan kami di LabKreatif bahwa dalam manajemen media sosial untuk kampanye besar, kunci utamanya adalah kelincahan (agility). Kemampuan untuk tidak hanya mengeksekusi rencana, tetapi juga untuk berputar haluan, berinovasi dengan sumber daya yang ada, dan menjaga komunikasi tetap terbuka adalah apa yang membedakan kampanye yang baik dari kampanye yang luar biasa.